MERACIK JAHE MERAH SEBAGAI MINUMAN ALTERNATIF PENCEGAH COVID-19
A. Pendahuluan dan Latar Belakang
Pandemi penyakit oleh virus Corona yang menurut informasi sejak tahun 2019 (dikenal dengan Covid-19) hingga kini masih terus menghantui masyarakat di dunia, termasuk juga Indonesia. Agar tetap sehat dan terhindar dari infeksi virus, imunitas tubuh harus dijaga, salah satunya dengan mengkonsumsi jamu atau ramuan herbal dari bahan biofarmaka. Tanaman obat atau dikenal dengan nama biofarmaka adalah jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi dan berkhasiat sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan atau pun mencegah berbagai penyakit. Berkhasiat obat sendiri mempunyai arti mengandung zat aktif yang bisa mengobati penyakit tertentu atau jika tidak memiliki kandungan zat aktif tertentu tapi memiliki kandungan efek resultan/sinergi dari berbagai zat yang mempunyai efek mengobati. Berbagai tumbuhan herbal/biofarmaka bisa diracik menjadi minuman fungsional untuk penguat imunitas tubuh.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebetulnya menegaskan, hingga saat ini belum ada penelitian dan bukti klinis yang menyatakan bahwa tanaman herbal atau obat tradisional dapat mengatasi penyakit Covid-19. Meski demikian, tanaman herbal disebut dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Untuk diketahui, meningkatkan daya tahan tubuh atau sistem imunitas berkaitan dengan upaya pencegahan infeksi. Selain itu, jika daya tahan tubuh baik, pasien yang terinfeksi virus juga dapat melawan virus jahat di tubuhnya dan memulihkan kondisi kesehatannya.
Jahe merah dipilih bersama bahan-bahan biofarmaka lainnya yaitu jahe gajah/jahe biasa, temulawak, sereh, kayu manis dan gula aren. Mengapa jahe merah? Jahe merah berbeda dengan jahe pada umumnya, warna luarnya merah sesuai dengan namanya. Rasa jahe merah juga lebih kuat (strong) dibandingkan jahe lainnya. Jahe merah memiliki antioksidan tinggi yang berfungsi sebagai pencegah radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh. Selain itu, jahe merah juga mengandung anti inflamasi dan antioksidan yang dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh dari virus dan bakteri.
Perpaduan antara jahe merah dan bahan-bahan biofarmaka lainnya diduga dapat membentuk suatu kumpulan senyawa yang berkhasiat meningkatkan imunitas tubuh. Berdasarkan pengalaman konsumsi secara langsung, minuman fungsional dari racikan jahe merah dan bahan-bahan terpilih lainnya dapat mencegah penyakit Covid-19. Minuman fungsional racikan jahe merah ini jika dikembangkan dapat menciptakan peluang usaha baru ditengah pandemic bagi petani atau wanita tani, dan UMKM berbasis bahan biofarmaka. Tanaman Biofarmaka sangat dekat dengan petani maupun wanita tani yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) maupun Kelompok Wanita Tani (KWT) karena beberapa diantaranya sudah membudidayakan tanaman tersebut baik secara luas di lahan terbuka maupun dengan polybag di kebun KWT sebagai tanaman obat keluarga (TOGA). Sehingga potensi ini perlu dikembangkan ke arah penciptaan produk olahan dengan bahan biofarmaka dengan meningkatkan keterampilan meracik/meramunya menjadi minuman fungsional, yaitu minuman yang selain berfungsi untuk mencukupi gizi juga memberi manfaat kesehatan bagi tubuh. Diversifikasi usaha dari hulu ke hilir tersebut dapat menunjang keberlanjutan ekonomi inklusif di tengah-tengah wabah Covid-19 bagi petani dan wanita tani.
B. Tujuan, Sasaran dan Metode
# Tujuan Penyuluhan:
- Menambah pengetahuan, wawasan dan keterampilan petani dan wanita tani
- Menguatkan dinamika Kelompok Tani dan Kelompok Wanita Tani (Poktan dan KWT)
# Tujuan Materi :
- Meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya Petani dan Wanita Tani untuk menjaga kesehatan dan imunitas tubuh di saat pandemi Covid-19
- Menciptakan peluang usaha baru bagi Poktan dan KWT dengan optimalisasi pemanfaatan bahan hayati lokal
# Sasaran :
- Petani/Wanita Tani
- Masyarakat
- UMKM berbasis bahan biofarmaka
# Metode :
- Ceramah dan Diskusi
- Demonstrasi cara
C. Pengertian Biofarmaka dan Minuman Fungsional
Biofarmaka
Biofarmaka adalah jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi dan berkhasiat sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan atau pun mencegah berbagai penyakit. Tanaman Biofarmaka merupakan tanaman yang masuk dalam sub sektor hortikultura. Tanaman biofarmaka adalah tanaman yang bermanfaat untuk obat-obatan, kosmetik dan kesehatan yang dikonsumsi atau digunakan dari bagian-bagian tanaman seperti daun, batang, buah, umbi (Rimpang) atau pun akar. Tanaman biofarmaka dalam beberapa bahasa daerah sering disebut dengan empon empon. Kata empon empon pada dasarnya memiliki arti sebagai tanaman akar tinggal atau rimpang, istilah ini digunakan untuk menyebut kelompok tanaman yang mempunyai rimpang atau akar tinggal. Namun jenis tanaman yang termasuk dalam kelompok empon empon didominasi oleh jenis temu temuan atau famili Zingiberanceae.
Tanaman yang termasuk empon-empon umumnya adalah tanaman yang biasa dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional dan bumbu-bumbu masakan. Tanaman biofarmaka atau tanaman obat di bedakan menjadi dua kelompok :
- Tanaman obat rimpang, yang terdiri dari : Jahe, lengkuas, kencur, kunyit, lempuyang, temulawak, temuireng, temukunci dan dlingo.
- Tanaman obat non rimpang, yang terdiri dari : Kapulaga, mengkudu, mahkota dewa, kejibeling, sambiloto dan lidah buaya.
Perubahan pola hidup menjadi kembali ke Alam (back to nature) dan mahalnya obat-obatan modern menyebabkan tanaman biofarmaka (empon-empon) tersebut mulai dilirik dijadikan bahan alternatip untuk pengobatan, menyebabkan permintaanya meningkat. Dari jaman dulu jamu empon-empon ini sudah biasa digunakan masyarakat di Nusantara sebagai obat tradisional untuk mengatasi masalah kesehatan pada tubuh, karena dengan mengkonsumsi minuman atau ramuan yang berbahan empon-empon seperti jamu tradisional secara rutin dipercaya dapat memperkuat sistem imun tubuh, sehingga tubuh tidak mudah lelah atau sakit.
Minuman Fungsional
Minuman Fungsional adalah Pangan yang secara alamiah maupun telah diproses, mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian – kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan (BPOM, 2005). Minuman fungsional berbentuk cairan atau minuman dan mempunyai khasiat menyembuhkan atau mencegah penyakit disamping khasiat zat – zat gizi yang dikandungnya (Goldberg, 1994).
Syarat Minuman Fungsional :
1. Produk tersebut harus berupa produk pangan (bukan kapsul, tablet atau powder) yang berasal dari bahan yang terdapat secara alami pada bahan pangan.
2. Produk tersebut dapat dikonsumsi sebagai bagian dari makanan sehari-hari.
3. Produk tersebut mempunyai fungsi tertentu pada saat dicerna serta memberikan peranan tertentu dalam proses metabolisme di dalam tubuh, antara lain memperkuat mekanisme pertahanan tubuh atau meningkatkan kekebalan terhadap suatu penyakit, mencegah timbulnya penyakit tertentu
D. Meracik Jahe Merah Menjadi Minuman Fungsional Covid-19
Untuk membuat racikan minuman fungsional Covid-19, perlu mengetahui bahan biofarmaka yang dibutuhkan yaitu sebagai berikut :
1. Jahe Merah
Jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum) mempunyai kulit rimpang yang berwarna hijau kemerahan dengan bagian dalam yang berwarna merah muda sampai kuning. Jahe merah mengandung zat gingerol, minyak atsiri, oleoresin, flavonoid sebagai antibakteri, antioksidan dan antiinflamasi. Manfaat jahe merah diantaranya dapat menghilangkan dahak dan membuat sistem pernapasan lebih lega. Jahe merah memiliki senyawa untuk memelihara kesehatan. Beberapa senyawa yang terkandung dalam jahe merah diantaranya Shogaol, Gingerol, Zingeron, Capsaicin, Farnesene, Cineole, Caprylic acid, Aspartic, Linolenic acid, Gingerdione, Serat resin, Oleoresin dan Minyak atsiri.
Jahe merah adalah salah satu obat alami yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia, baik untuk minuman tradisional maupun untuk pengobatan. salah satu pengobatannya adalah untuk mengatasi peradangan. Rimpang jahe merah diketahui mengandung senyawa fenol termasuk gingerol dan shogaol. Gingerol pada jahe merah memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan terbesar dibandingkan dengan gingerol lainnya. Manfaat jahe merah untuk kesehatan karena memiliki senyawa antioksidan alami. Antioksidan bermanfaat untuk melindungi sel-sel dari kerusakan yang disebabkan radikal bebas. Terlalu sering terpapar radikal bebas dapat menimbulkan berbagai penyakit, termasuk penuaan dini, rambut rontok, katarak, penyakit kardiovaskular, rheumatoid arthritis, dan kanker.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Universitas Mulawarman, tentang pengaruh ekstrak jahe merah yang dicampurkan dalam pakan ternak ayam terhadap pertumbuhan bakteri dengan metode ekstraksi, hasilnya bahwa ekstrak jahe merah menghambat pertumbuhan bakteri (E. coli dan Salmonella sp) dalam saluran gastointestinal ayam. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe merah dalam pakan menunjukkan semakin tinggi kemampuan dalam menghambat pertumbuhan jumlah koloni mikroorganisme enterik.
2. Jahe Putih Besar atau Jahe Gajah
Varietas jahe ini banyak ditanam di sekitar masyarakat dan dikenal dengan nama “Zingiber officinale var officinarum”. Ukuran rimpangnya lebih besar dan gemuk jika dibandingkan jenis jahe lainnya. Jahe merupakan tanaman obat yang berbentuk rumpun atau berbatang semu. Akar tanaman ini berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna keputihan, kekuningan, atau kemerahan. Jahe memiliki aroma yang sangat khas, yaitu agak pedas.
Jahe memiliki kandungan air, serat, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral (fosfor, kalsium, dan besi). Selain itu, berbagai kandungan vitamin dan senyawa dalam jahe diantaranya Vitamin A, Vitamin B1 (tiamin), Vitamin B3 (niasin), Vitamin C, Enzim proteolitik, Zingibain, Minyak atsiri, Oleorosin, Gingerol, dan Fenolik. Selain memiliki kandungan senyawa yang cukup lengkap, jahe juga memiliki kandungan lain yang dapat berfungsi sebagai anti-alergi, anti-inflamasi, anti-kanker, anti-bakteri, anti-alkohol, anti-depresan, anti-tusif, anti-mikroba, anti-emetik, anti penggumpalan darah dan antioksidan yang sangat tinggi. Jahe mengandung nutrisi, vitamin, mineral, dan gingerol yang dapat membantu melawan infeksi. Jahe dapat digunakan untuk meringankan gejala flu, radang sendi, maag, hipertensi, diabetes mellitus.
3. Temulawak
Temulawak adalah tanaman asli Indonesia yang bentuknya mirip dengan kunyit. Tanaman yang memiliki nama latin Curcuma xanthorrhiza ini biasanya berbentuk seperti silinder dengan diameter 6 cm. Rimpang temulawak mengandung kurkuminoid, minyak atsiri, pati, protein, lemak, selulosa, dan mineral. Pati merupakan komponen terbesar dalam rimpang temulawak. Pati biasanya berwarna putih kekuningan karena mengandung kurkuminoid. Selain itu, ada tiga zat aktif yang terkandung dalam rimpang temulawak yaitu Germakron, yang berfungsi sebagai antiradang dan menghambat pembengkakan (antiinflamasi), P-toluilmetillkarbinol dan seskuiterpen d-kamper yang berguna meningkatkan produksi dan empedu serta zat Tumeron sebagai antimikroba. Temulawak digunakan sebagai obat antioksidan, antiinflamasi, antikanker, antidiabetes, antimikroba, anti kolera, dan anti bakteri.
4. Sereh
Sereh memiliki nama latin Cymbopogon citratus, umumnya dikenal sebagai serai atau sereh atau minyak rumput. Sereh merupakan tanaman tropis asli Asia tropis yang sebagian besar bagian selatan India dan Sri Lanka. Aroma tajam dan aroma lemon yang dimiliki sereh menjadikannya sebagai tambahan yang lezat untuk tumisan, sup, kari, dan bumbu, terutama dalam masakan Vietnam dan Thailand. Tetapi sereh ternyata punya manfaat lain yang belum banyak diketahui, yaitu bermanfaat untuk kesehatan diantaranya dapat menenangkan saraf dan otot sehingga pikiran lebih jernih juga tenang. Sereh mengandung antioksidan diantaranya asam klorogenat, isoorientin dan swertiajaponin yang berperan melawan radikal bebas.
5. Kayu Manis
Salah satu rempah-rempah yang diunggulkan di Indonesia adalah ‘The Indonesian Cassi’ atau dikenal juga dengan nama lokal ‘kayu manis’. Kayu manis memiliki nama latin Cinamomum Burmani dan sejumlah nama lokal diantaranya Manis Jangan, Kayu legi, Kanigar, Hotim, Huru Mentek, Kulit Manis, Ki Amis. Hampir 85% kayu manis di pasar dunia saat ini berasal dari Indonesia. Tanaman ini merupakan tanaman yang sering dijumpai di daerah tropis. Kayu manis adalah salah satu rempah-rempah yang punya rasa manis. Kayu manis berasal dari kulit kayu. Secara khusus, berasal dari lapisan dalam kulit kayu dari varietas pohon cemara, yakni genus Cinnamomum.
Petani memanen pohon kayu manis dengan cara mengelupas bagian kulit luar dan dalamnya untuk mendapatkan lapisan kayu manis dan selanjutnya mengeringkannya. Ketika dikeringkan, maka kayu manis secara alami akan terlipat. Bentuk inilah yang nantinya dipotong menjadi batang atau dihancurkan menjadi bubuk rempah-rempah. Tanaman kayu manis yang dikembangkan di Indonesia terutama adalah Cinnamomum burmanii Blume dengan daerah produksinya di wilayah Sumatera Barat dan Jambi (di pegunungan Kerinci), produknya dikenal sebagai cassia-vera atau Korinjii cassia.
Kayu manis mengandung antioksidan tinggi (polifenol, asam fenolik, dan flavonoid) yang dapat mengurangi kerusakan akibat radikal bebas, memperlambat proses penuaan, serta mencegah stres oksidatif dan mencegah peradangan dalam tubuh. Kayu manis juga dapat digunakan sebagai pengawet makanan alami karena kandungan antioksidan yang sangat kuat. Kayu manis secara tradisional dijadikan sebagai suplemen untuk berbagai penyakit, misalnya untuk pengobatan penyakit radang sendi, kulit, jantung, dan perut kembung. Kayu manis yang telah diteliti oleh para ahli memiliki efek antidiabetes. Tanaman ini juga dapat mengontrol glukosa darah karena mengandung senyawa polimer tipe-A polifenol.
6. Gula Aren
Pohon aren, memiliki nama latin Arenga pinnata, dari famili Arecaceae. Aren juga dikenal dengan berbagai nama diantaranya Nau, Peluluk, Kabung, Ijuk, Taren, Akol, Akere, Moka, dan Tuwa. Bangsa Belanda mengenal aren sebagai arenpalm atau zuikerpalm6. Sedangkan bangsa Jerman menyebutnya zuckerpalme dan dalam bahasa Inggris disebut sugar palm atau Gomuti palm.
Gula aren diketahui mengandung zat antioksidan kuat (polifenol) yang berkhasiat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah anemia, dan menjaga sistem pencernaan. Menambahkan gula aren dalam masakan merupakan cara mengkonsumsi yang disarankan. Gula aren juga mempunyai kandungan zat besi yang cukup tinggi. Kandungan zat besi tersebut mempunyai kemampuan untuk meningkatkan produksi sel-sel darah merah. Karena tinggi zat besi, gula aren dapat mengobati dan mencegah penyakit anemia. Di dalam gula aren terdapat beberapa unsur kimia yang mempunyai kemampuan untuk melancarkan sistem peredaran darah. Karenanya, fungsi dan kinerja semua organ-organ tubuh menjadi lebih optimal. Gula aren juga memiliki kandungan niacin yang berperan untuk menstabilkan kadar kolesterol di dalam darah.
Langkah meracik minuman fungsional Covid-19 sebagai berikut:
Bahan :
1. Jahe merah (85 gr)
2. Jahe (50 gr)
3. Temulawak (50 gr)
4. Sereh (30 gr)
5. Kayu manis (10 gr)
6. Gula merah (250 gr)
7. Garam (1/2 sdt)
8. Air (1500 ml)
Alat :
1. Pisau
2. Baskom
3. Panci
4. Spatula/Sendok Pengaduk
5. Saringan
6. Timbangan
7. Kompor
Cara membuat :
1. Siapkan bahan-bahan, timbang sesuai ukuran, lalu bersihkan/ kupas, dan cuci
2. Rebus air dalam panci, tambahkan jahe merah, jahe, temulawak, sereh yang sudah digeprek atau dimemarkan beserta kayu manis, gula aren, dan garam
3. Masak dengan api sedang (7-10 menit) hingga air menyusut menjadi kurang lebih 1000 ml, lalu angkat
4. Istirahatkan rebusan tersebut hingga agak dingin, agar sari-sari bahan tercampur dan larut dalam air
5. Saring rebusan, pindahkan ke dalam gelas saji, hasil minuman fungsional Covid-19 ini berwarna coklat tua sedikit pekat. Dapat pula dikemas ke dalam botol
6. Sajikan minuman selagi hangat agar lebih enak dan menghangatkan badan
7. Dapat pula disimpan di lemari pendingin untuk minuman segar atau dikemas dan dibekukan menjadi es mambo yang memiliki manfaat kesehatan.
8. Jika menginginkan cita rasa lebih segar dapat ditambahkan jeruk nipis atau juga madu, sesuai selera
E. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan :
1. Berdasarkan pengalaman konsumsi secara langsung, racikan jahe merah dalam bentuk minuman fungsional berkhasiat mencegah infeksi Covid-19
2. Minuman fungsional jahe merah dapat membuka peluang usaha baru dan dikembangkan pada skala ekonomi
Saran :
Perlu dilakukan kolaborasi penelitian lebih lanjut dari sisi ekonomi maupun uji klinis untuk menghasilkan produk pangan fungsional dalam bentuk sediaan jamu serta mengkonfirmasi manfaatnya.
Referensi:
1. Heryani, H. 2016. Keutamaan Gula Aren dan Strategi Pengembangan Produk. Banjarmasin: Lambung Mangkurat University Press.
2. Medical News Today. Diakses pada 2020. Why is ginger good for you?
Deltomed. Diakses pada 2020. 8 Benefits of Red Ginger.
3. Jayaprakasha GK, Jaganmohan RL, Sakariah KK. 2006. Antioxidant activities of curcumin, demethoxycurcumin and bisdemethoxycurcumin. Food Chemistry. 98: 720-24.
4. https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/19/080100123/resep-ramuan-herbal-untuk-tingkatkan-imun-di-tengah-corona-dari-ahli?page=all. Ellyvon Pranita. Editor : Gloria Setyvani Putri
Comments
Post a Comment